Antibiotik bukan lagi obat yang bakal bisa diandalkan untuk mengatasi berbagai macam penyaikit yang disebabkan oleh bakteri. Era antibiotik segera berakhir, setelah sebelumnya obat ini dianggap cara mengobati yang cukup ampuh. Penyebabnya adalah kekebalan yang dimiliki oleh bakteri terhadap antibiotik berjalan cukup cepat. Kecepatannya tidak mampu diimbangi oleh penemuan antibiotik yang baru.
Kekebalan atau resistensi bakteri ini adalah sesuatu yang wajar. Tubuh bakteri segera beradaptasi setelah mereka mendapat serangan antibiotik. Sebagian bakteri ada yang mati, dan sebagian lain menjadi lebih kuat menghadapi. Akibatnya, untuk bisa memusnahkan bakteri yang telah kebal ini diperlukan antibiotik yang dosisnya lebih kuat lagi. Sayangnya, industri farmasi belum mampu menghadapi kecepatan bakteri yang kebal terhadap antibiotik.
Sally Davis, dokter terkemuka di Inggris, mengatakan, permasalahan yang juga disebut apocalypse ini mungkin bisa menyerang 20 tahun. Kala itu manusia dihadapkan pada kemungkinan serangan bakteri super yang cukup sulit didapatkan obat farmasinya. Obat antibiotik serasa mengalami “impotensi” melawan bakteri ini. Maka, penyakit atau infeksi akibat bakteri menjadi sangat berbahaya. Alhasil, tindakan bedah yang cukup berisiko mengakibatkan infeksi pun menjadi cukup riskan.
WHO mengatakan, jika hal ini tidak disikapi maka era antibiotik segera berakhir. Antibiotik sebelumnya dipandang sebagai penemuan mutakhir pada kedokteran modern.
“Ini adalah masalah yang sangat serius yang disebabkan oleh tidak efisiennya penggunaan obat antibiotik di dunia. Kitalah yang “mengembangbiakkan” resistensi infeksi dengan beralih menggunakan jenis standar antibiotik terlalu sering,” kata Davies seperti dikutip Genius Beauty dari BBC.
