Pages

Thursday, February 21, 2013

Miliki 1 Miliar Pengguna, Pendiri Facebook: Itu Ancaman Bukan Prestasi

Eduardo Saverin

Meski miliki 1 miliar pengguna, pendiri Facebook justru menilai jika hal tersebut justru sebagai ancaman serius bukanlah sebuah prestasi. Dalam sebuah sesi wawancara dengan The Wall Street Journal Kamis (21/02/13) lalu, Eduardo Saverin berbincang soal masa depan Facebook.

Mungkin banyak orang yang asing dengan nama Eduardo Saverin. Ia adalah salah satu pendiri Facebook selain Dustin Moskovitz, Chris Hughes, Andrew McCollum, dan Mark Zuckerberg sendiri.

Ketika Facebook belajar merangkak, ia pernah menjabat sebagai CFO. Namun kini pria lulusan Universitas Havard ini tak memegang jabatan apapun di FB, sebatas memiliki sejumlah saham yang cukup besar, dan bahkan ia berwarganegara Singapura.

Eduardo Saverin menilai resiko terbesar Facebook adalah pertumbuhannya yang terlalu cepat. Pria yang miliki kekayaan mencapai USD 2,2 miliar (Juli 2012) ini mengatakan aset besar Facebook justru jadi resiko terbesar.

“Risiko terbesar Facebook adalah tumbuh terlalu cepat. Bila Anda tumbuh terlalu cepat, sukar untuk mengedukasinya,” ujarnya.

Eduardo Saverin mencatat jika Facebook telah mencapai skala besar pada kecepatan yang jauh lebih cepat dari teknologi lain seperti telepon dan televisi. Lulusan Ekonomi Havard ini miliki kekhawatiran soal privasi.

“Ada risiko salah memahami privasi atau kurangnya sosialisasi,” tambahnya.

Ia juga mencermati bagaimana kompetitor Facebook yang kini mulai berebut ‘lahan sosial’ dan bisa jadi batu sandungan serius. Sebut saja Google.

“Ada banyak perusahaan teknologi di luar sana dengan sumber daya yang luar biasa dan bakat rekayasa dan sangat berpengalaman yang berusaha berebut lahan sosial,” terang pria kelahiran Brasil ini.

Tatkala Facebook terjun ke IPO, Eduardo Saverin memutuskan berganti kewarganegaraan Singapura. Banyak yang mencibir keputusannya hanya untuk menghindari membayar pajak dalam jumlah besar.

Namun Eduardo Saverin beralasan jika ia ingin fokus dan serius membangun startup di negeri Singa tersebut.